Cara menentukan harga saham apakah murah atau mahal mungkin sedikit menyulitkan bagi pemula, itulah kenapa perlu sekali untuk terus belajar.

Cara menentukan harga saham merupakan suatu hal penting yang perlu investor lakukan sebelum investasi. Secara umum para investor akan membeli saham dengan harga yang terjangkau atau paling murah.

Harapan mereka akan memperoleh profit atau keuntungan besar ketika harga saham nantinya naik. Sayangnya para investor pemula hanya menilai bahwa murah atau mahalnya suatu saham terlihat dari nominal saja.

Padahal ada rumus menentukan harga saham apakah murah atau mahal. Itulah kenapa sebaiknya sebelum memutuskan untuk menjadi seorang investor saham, perlu sekali banyak belajar.

Cara menentukan harga saham dengan rumus perhitungan per lembarnya

Ada beberapa pembagian jenis rasio saham dalam menentukan rumus harga per lembarnya. Namun seorang trader perlu mempelajari dan mengetahui keempat dari rasio tersebut. Sehingga bisa membedakan mana saham yang mahal dan murah.

#1 Price to Book Value Ratio (PBV)

Merupakan salah satu rasio dalam menentukan harga saham yang telah beredar di market saham. Dalam bahasa sederhananya PBV merupakan rasio harga terhadap suatu nilai buku. Yang mana digunakan sebagai alat untuk membandingkan kapitalisasi market perusahaan dengan nilai perusahaan itu sendiri.

Rasio PBV menjelaskan terkait dengan gambaran berapa banyak pemegang saham yang telah membiayai aset bersih milik suatu perusahaan. Nilai buku tersebut merupakan nilai aset dari perusahaan yang ada di dalam laporan keuangan.

Sedangkan penghitungannya dengan cara mengurangi kewajiban perusahaan dari asetnya. Atau sederhananya rasio ini bisa menunjukkan apapun yang bisa pemegang saham dapatkan setelah saham terjual dan semua hutang lunas.

Rumusnya yaitu Price to Book Value = Harga per lembar saham : nilai buku per lembar. Contoh harga per lembar saham X tanggal 5 Desember 2017 sebesar Rp2.760 sedangkan nilai buku per lembar saham sebesar Rp1.954.

Maka Rp2.760 : Rp1.954 = 1,41. Jadi PBV saham X adalah 1,41 kali.

#2 Price to Earning Ratio (PER)

Merupakan suatu rasio untuk menilai suatu perusahaan. Yang mana proses penilaiannya dengan mengukur harga saham saat ini terhadap pendapatan per saham (Earning per Share/EPS).

Nah, pada rasio ini sering investor pakai dalam melakukan analisis penentuan nilai relatif saham. Selain itu juga sebagai langkah untuk membandingkan pasar agregat satu sama lain dari waktu ke waktu.

Rumus dari rasio PER = Harga saham : Laba per saham. Contohnya, harga per 1 lembar saham di suatu perusahaan misalnya, Rp500 dengan EPS Rp20, maka PERnya ialah Rp500 : Rp20 = Rp25.

Maksudnya ialah investor bersedia dan akan membayar sebesar Rp25 untuk setiap Rp1 pendapatan perusahaan tersebut.

#3 Price Earning Growth (PEG)

PEG ialah rasio yang melakukan penghitungan nilai saham dari pendapatan saat ini dengan potensi pertumbuhan di masa mendatang. Investor menggunakan metode ini untuk melihat apakah saham suatu perusahaan tengah ada di atas atau tidak.

Yakni dengan mempertimbangkan pendapatan saat ini dengan tingkat pertumbuhan dan pencapaiannya di masa mendatang. Cara menentukan harga saham dengan rasio ini yakni membandingkan antara harga dengan pertumbuhan laba.

Rumus PEG = PER : Pertumbuhan EPS tahunan. Contohnya tanggal 23 November 2017 PER perusahaan X sebesar 17,93. EPS tahun 2016 sebesar Rp192 dan tahun 2017 sebesar Rp237.

Maka pertumbuhan EPS = EPS 2017 – EPS 2016 (Rp237-Rp192) : Rp237. Jadi pertumbuhan EPS ialah 0,23 atau 23%. Selanjutnya masuk ke rumus PEG = PER : pertumbuhan EPS tahunan (17,93 : 23% = 76,5%). Jadi PEG dari perusahaan X ialah 76,5%.

#4 Dividend Yield

Merupakan metode yang investor pakai untuk mengukur jumlah arus kas yang diperoleh untuk setiap investasi rupiah dalam pasar ekuitas. Kata lainnya ialah ukuran berapa banyak uang yang diperoleh dari dividen.

Semakin tinggi dividend yield maka saham tersebut akan semakin menarik. Akan tetapi konsistensi suatu perusahaan dalam membagikan dividen perlu investor perhatikan.

Rumus harga saham berdasarkan dividen yield = (dividen per lembar saham tahunan : nilai pasar per lembar saham) x 100. Contohnya tanggal 7 November 2017 harga per lembar saham perusahaan X sebesar Rp16.200. Sedangkan tahun 2017 dividen per lembar tahunan yang dibagikan sebesar Rp428.

Maka dividend yield = (Rp428 : Rp16.200) x 100. Jadi, dividen perusahaan X sebesar 2,64%.

Cara menentukan harga saham menggunakan rasio tersebut mungkin akan sedikit menyulitkan para pemula. Oleh sebab itu, banyak belajar trading akan membuat pemula lebih paham dan bisa mengaplikasikan ilmunya dengan baik.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *